KUTAIPANRITA.ID, KUTAI KARTANEGARA – Di tengah derasnya arus modernisasi yang seringkali mengikis identitas budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara menilai pendidikan harus menjadi benteng utama pelestarian tradisi lokal. Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, menegaskan bahwa sekolah memiliki peran penting untuk menanamkan nilai budaya sejak dini agar generasi muda tidak kehilangan jati diri.
Menurut Thauhid, budaya daerah bukan hanya warisan leluhur, tetapi juga sumber pembelajaran karakter. Dengan menanamkan nilai budaya sejak bangku sekolah, anak-anak akan tumbuh sebagai generasi yang cerdas secara akademis sekaligus kuat dalam identitas.
“Kalau anak-anak di sekolah sudah dikenalkan sejak dini, mereka akan tumbuh dengan kecintaan terhadap budaya leluhurnya. Itu akan membentuk generasi yang bukan hanya pintar secara akademis, tapi juga memiliki karakter dan jati diri yang kuat,” ujarnya, Kamis (25/9/2025).
Ia menambahkan, tradisi yang diwariskan leluhur sejatinya sarat dengan nilai kebersamaan, gotong royong, dan toleransi. Jika nilai-nilai tersebut dipelajari sejak dini, maka budaya akan hidup bukan hanya di tingkat seremonial, tetapi dalam keseharian masyarakat.
Lebih jauh, Thauhid menyebut integrasi budaya ke dalam pendidikan bisa diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler, praktik langsung dalam festival budaya, hingga pembelajaran tematik yang mengangkat kearifan lokal.
“Anak-anak akan lebih mudah memahami kalau mereka belajar lewat pengalaman. Misalnya ikut beseprah atau kegiatan adat lain, itu jauh lebih membekas daripada hanya teori,” jelasnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa menjaga budaya tidak bisa dibebankan hanya kepada sekolah. Peran orang tua dan masyarakat tetap sangat penting agar nilai-nilai budaya benar-benar hadir di kehidupan sehari-hari.
“Kalau hanya pemerintah yang bergerak, hasilnya tidak maksimal. Tradisi akan tetap hidup kalau masyarakat ikut merawatnya,” tegasnya.
Menurut Thauhid, sinergi semua pihak akan menciptakan generasi yang bangga dengan budaya sendiri. Ia pun berharap kearifan lokal bisa menjadi benteng moral sekaligus perekat sosial di tengah dinamika zaman.
“Budaya adalah warisan kita bersama. Kalau kita tanamkan sejak dini, ia akan tetap hidup sepanjang masa,” pungkasnya. (ADV/Disdikbud Kukar)
Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady