KUTAIPANRITA.ID, KUTAI KARTANEGARA – Langit mendung mengiringi Minggu pagi (24/8/2025) di Tenggarong. Cuaca sejuk justru membuat ribuan warga kian bersemangat memadati Jalan KH Ahmad Muksin hingga Jalan Robert Wolter Monginsidi. Sepanjang tiga kilometer, masyarakat berjejer di pinggir jalan menanti iring-iringan pawai pembangunan yang digelar Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Dari 114 kelompok peserta yang berbaris rapi, satu rombongan berhasil mencuri perhatian penonton. Dentuman gendang bertalu-talu, cepat dan rancak, disambut sorakan anak-anak yang berlari mengikuti irama. Itulah rombongan Ikatan Keluarga Madura (IKM) Kukar, yang untuk pertama kalinya menampilkan kesenian Ul Daul di Tenggarong.
“Tema kami tahun ini menampilkan kesenian dan budaya khas Madura. Yang utama tentu Ul Daul, lalu ada juga atraksi Macan Putih, Pencak Silat, hingga Tari Marlena,” tutur Muhammad Dhofir, Wakil Ketua IKM Kukar, di sela-sela pawai.
Puluhan pemuda IKM memainkan Ul Daul dengan penuh energi. Irama gendang yang berpadu dengan teriakan khas para pemain menghadirkan suasana bak festival rakyat.
“Kalau di Madura, Ul Daul selalu hadir di festival dan pesta rakyat. Kami ingin masyarakat Kukar juga merasakan atmosfernya,” tambah Dhofir.
Bagi IKM Kukar, pawai pembangunan bukan sekadar ajang hiburan, melainkan ruang untuk menunjukkan kekayaan budaya yang mereka bawa dari tanah leluhur. Mereka ingin menjadi bagian aktif dalam mendukung pembangunan daerah.
“Alhamdulillah, tahun ini kami bisa ikut memeriahkan perayaan kemerdekaan. InsyaAllah, setiap tahun kami akan berpartisipasi untuk mendukung Kukar agar semakin maju,” tegasnya.
Tepuk tangan meriah mengiringi setiap hentakan gendang yang mendominasi udara sejuk pagi itu. Di tengah 114 peserta, penampilan IKM Kukar menjadi pengingat bahwa pawai pembangunan tidak hanya merayakan capaian fisik, tetapi juga kekuatan keberagaman budaya yang hidup berdampingan di Kutai Kartanegara.
Pewarta : M. Fikri Khairi Editor : Fairuzzabady