KUTAIPANRITA.ID, KUTAI KARTANEGARA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) menilai keberhasilan program Tanoto Foundation dalam mendampingi pendidikan anak usia dini (PAUD) tidak lepas dari peran aktif masyarakat lokal. Program yang dikemas dalam bentuk Rumah Anak Sikap ini kini memasuki tahun keempat pelaksanaannya.
Plt. Sekretaris Disdikbud Kukar, Pujianto, mengatakan bahwa keterlibatan warga setempat menjadi salah satu kunci keberhasilan program. Pendamping yang direkrut berasal dari lingkungan sekitar, sehingga lebih mudah memahami kebutuhan anak maupun orang tua di wilayahnya.
“Pendampingan ini berbasis masyarakat. Rekrutmen pendamping berasal dari warga setempat agar pendekatan lebih dekat dan sesuai dengan kondisi lapangan,” ujarnya pada Jumat (3/9/2025).
Ia menjelaskan, para pendamping tidak hanya bertugas memberikan stimulus pembelajaran bagi anak usia dini, tetapi juga menjadi fasilitator bagi orang tua dalam memahami pola pengasuhan yang tepat. Dengan begitu, program tidak hanya menyasar anak, melainkan juga membangun kapasitas keluarga.
Menurut Pujianto, konsep kolaborasi inilah yang membuat program Tanoto Foundation melalui Rumah Anak Sikap mampu diterima luas. Masyarakat tidak sekadar menjadi penerima manfaat, melainkan juga ikut terlibat sebagai penggerak kegiatan.
“Selain mengasuh dan mendampingi anak, pendamping juga memberikan parenting kepada orang tua. Jadi, keluarga ikut terbina dan masyarakat menjadi bagian dari proses pendidikan itu sendiri,” jelasnya.
Disdikbud Kukar memandang model ini sebagai contoh baik kolaborasi antara lembaga swasta, pemerintah, dan masyarakat. Pola kemitraan yang dibangun terbukti efektif dalam memperluas jangkauan pendidikan anak usia dini di desa maupun kelurahan.
“Kalau saya lihat, keberlanjutan program ini justru terletak pada masyarakatnya. Mereka merasa memiliki, sehingga program ini bisa terus berjalan dengan baik,” tambah Pujianto.
Selain itu, keberadaan Rumah Anak Sikap juga melengkapi layanan PAUD formal. Anak usia 0–3 tahun terfasilitasi melalui Rumah Anak Sikap, sedangkan anak usia 4–6 tahun didampingi melalui Sekolah Anak Sikap. Pola ini membantu memaksimalkan stimulasi tumbuh kembang anak sesuai tahapan usia.
Dengan adanya dukungan masyarakat, fasilitas berupa Alat Permainan Edukatif (APE) dan perlengkapan belajar pun dimanfaatkan secara optimal. Hal ini membuat anak-anak bisa belajar sambil bermain dalam suasana yang menyenangkan.
“Harapan kami, program ini tidak hanya berhenti pada kerja sama, tetapi bisa menjadi gerakan masyarakat dalam mendukung tumbuh kembang anak sejak dini,” tutup Pujianto. (ADV/Disdikbud Kukar)
Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady