KUTAIPANRITA.ID – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono mengisi Kuliah Umum Arsitektur dengan tema “Livable City sebagai Representasi dari Sustainable City” yang berlangsung di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, pada Jumat (8/3/2024).
Kuliah umum ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik, Prof. Ir. Jamari, Dosen Departemen Arsitektur Dr. Ir. Agung Dwiyanto, M.T, sekaligus menjadi moderator dan mahasiswa di Undip.
Pada sesi paparan kuliah umum, Bambang Susantono menjelaskan, saat ini dunia sedang mengalami beberapa perubahan seperti urbanisasi yang pesat, perubahan iklim, perubahan ekonomi, perubahan demografi, dan disrupsi teknologi.
Bambang Susantono juga menyebut, bahwa pada lima sampai sepuluh tahun ke depan akan terjadi pergeseran di bidang transportasi, seperti adanya perubahan layanan transit dan jumlah penumpang, kendaraan listrik yang lebih terjangkau dan efisien serta peningkatan pengguna sepeda untuk rekreasi.
Menurutnya, setiap kota perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, termasuk IKN yang tengah dipersiapkan menjadi kota yang pintar juga kota yang ramah lingkungan.
Oleh karena itu, kondisi penduduk pada sebuah perkotaan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan kota, termasuk indeks kebahagiaan penduduk.
“Hal yang paling penting warga kota happy, di situlah tingkat keberhasilan kota tercapai,” ungkap Bambang Susantono.
“Sehingga membangun IKN tidak hanya sekadar membangun kota dari aspek fisik saja, namun juga membangun sumber daya manusia di dalamnya,” sambung Bambang Susantono.
Bambang Susantono juga menyampaikan, bahwa IKN merupakan kota pertama yang mempunyai penilaian ESG (Environmental, Social, and Governance). ESG menjadi salah satu aspek pendukung bagi IKN dalam menciptakan sebuah kota layak huni dan berkelanjutan.
Bambang Susantono juga menyinggung soal pendekatan 5D yang difungsikan untuk membentuk sebuah kota layak huni di masa pasca-pandemi. Pendekatan 5D tersebut terdiri dari pendekatan design (desain), density (kepadatan), diversity (keragaman), digitalization (digitalisasi), dan decarbonization (dekarbonisasi).
“Sehingga berdasarkan sisi keilmuan tersebut mampu menjadi panduan bagi Otorita IKN dalam menciptakan kota yang layak huni terutama di masa pasca pandemi,” pungkasnya.(ikn/ruz)