KUTAIPANRITA.ID – Perpindahan ibukota nusantara ke Kalimantan Timur membawa konsekuensi yang sangat signifikan dan bertindak sebagai peluang yang luar biasa bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama untuk para pengrajin manik-manik yang khas Kalimantan Timur. Dengan perubahan ini, UMKM dan pengrajin manik-manik tersebut dapat memanfaatkan potensi ekonomi dan sosial yang berkaitan dengan perpindahan ibukota tersebut.
Perpindahan ibukota menandakan adanya perubahan besar dalam administrasi dan pemerintahan negara. Hal ini berarti bahwa pusat kegiatan politik, ekonomi, budaya, dan infrastruktur akan beralih ke wilayah Kalimantan Timur. Sebagai hasilnya, wilayah ini akan mengalami perkembangan pesat dan potensi ekonomi baru yang belum dimanfaatkan sebelumnya.
Dalam konteks ini, EKRAF menjadi salah satu sektor yang paling terdampak secara positif. Pengrajin manik-manik khas Kalimantan Timur juga contohnya. Dengan adanya perpindahan ibukota, mereka akan mendapatkan akses yang lebih mudah ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan daya tarik produk khas mereka. Mereka dapat memanfaatkan keunikan dan keaslian produk mereka yang mencerminkan budaya dan tradisi Kalimantan Timur untuk menarik minat para wisatawan dan pendatang baru.
Purnawati, yang merupakan salah satu pengrajin kriya manik-manikmengaku telah mempersiapkan segala sesuatunya sejak jauh-jauh hari untuk menyambut kedatangan ibukota Nusantara yang akan berpindah ke Kalimantan Timur. Antusiasme Ibu Purnawati dalam menghadapi perubahan ini begitu besar, dirinya mengaku sudah sejak dini meningkatkan produksi kerajinan miliknya.
“Ya mulai dari kemarin sudah mempersiapkan sudah kami persiapkan. Makanya pengrajin itu saya ngomong sama mereka. IKN ini gak lama pindah, jadi memang harus tingkatkan produksi,” ujar Purnamawati.
Salah satu tugas purnamawati adalah memasarkan dan meningkatkan produksi barang-barang yang dibuat oleh para pengrajinnya. Selain itu, purnamawati juga mendorong para pengrajinnya untuk berinovasi dengan menciptakan variasi baru dalam desain barang serta motif yang dibuat dengan menggunakan manik-manik khas daerah Kaltim. Permintaan ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada produk mereka dan juga memberikan variasi yang menarik bagi pelanggan.
“Jadi ibaratkan apa yang kita buat, apa yang mereka buat, jangan yang itu itu aja, kalau bisa yang lain motif yang lain lagi, Kalau bisa bikin topi yang yang lain lagi kayak bikin taplak bikin syal, jadi ibaratkan kalau banyak gitu kan pasti banyak peminatnya banyak tamunya,” lanjutnya.
Secara keseluruhan, perpindahan ibukota nusantara ke Kalimantan Timur dapat dianggap sebagai tonggak sejarah yang memberikan peluang luas dan signifikan bagi para pelaku EKRAF di Kaltim, terutama para pengrajin manik-manik khas Kalimantan Timur. Dengan memahami dan memanfaatkan perubahan ini dengan bijak, industry ekraf di Kaltim dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, sementara budaya dan warisan Kalimantan Timur tetap terjaga dan dihargai.(adv/disparkaltim/al/fz)