Menu

Mode Gelap
DP3A Kukar Siap Dukung dan Terus Galakkan Aplikasi SAPA 129 Meminimalisi Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Semarakan Hari Jadi Ke-8 Tahun 2025, Pantai Panrita Lopi Muara Badak Gelar Berbagai Kegiatan Sambangi Kodim 0906, PWI Kukar Serahkan Piagam Penghargaan Hadiri Peryaan HUT SMP Negeri 3 Tenggarong, Edi Damansyah Apresiasi Kegiatan Belajar Mengajar dan Ekstra Kurikuler Melalui Pelatihan Kewirausahaan, Pemkab Kukar harap Makin Bermunculan Wirausaha Muda

BERITA DAERAH · 26 Okt 2023 13:44 WITA ·

Regenerasi Pemusik Tradisional Di Kalimantan Timur, Dispar Kaltim Sasar Lamin


 Regenerasi Pemusik Tradisional Di Kalimantan Timur, Dispar Kaltim Sasar Lamin Perbesar

KUTAIPANRITA.ID – Musik tradisional sepasang dengan alat musiknya merupakan warisan leluhur yang sudah sepatutnya dilestarikan. Seiring dengan perkembangan zaman budaya lokal didaerah semakin tergerus waktu. 2 faktor penentu diantara sulitnya pelestarian musik tradisional adalah pergeseran budaya dan regenerasi.

Dalam hal ini Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya dalam pelestarian dan pengembangan musik hingga pemain alat musik tradisional tetap dapat beregenerasi. Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dispar Kaltim, Awang Kholik menjelaskan perlunya juga perhatian dari seluruh pihak dalam hal ini. Tidak hanya alat musik modern yang diminati namun juga alat musik tradisional perlu juga diperhatikan.

“Kenapa kita lakukan juga tentunya kita meneruskan agar seluruh pemain sape ini mulai dari yang muda hingga yang tua tetap bersama bermain sape, melestarikan dan tetap ada, jangan sampai yang diperhatikan yang umum umum saja seperti pemain gitar, piano,” terang Awang.

Lanjutnya, alat musik tradisional justru kini lebih dilirik oleh pihak penyedia hiburan. Sebab estetika dan keunikan yang disuguhkan mampu memberikan kesan tersendiri terutama bagi para pengunjung maupun wisatawan yang berasal dari luar daerah Kaltim. Alat musik Sape sendiri menjadi salah satu yang paling banyak dicari oleh para pelaku usaha.

“Justru alat musik sape ini sekarang menjadi pencarian orang, contoh di hotel, restoran, bandara, biasanya sape dan mereka dibayar,” lanjutnya.

Tidak hanya sape, alat musik tradisional khas kaltim sendiri disebutkan oleh Awang sangat beragam. Dari ragam alat musik ini dirinya berharap masing – masing dapat dilestarikan oleh para generasi muda di daerah.

“Alat tradisi dikaltim banyak terutama yang dipedalaman. Contohnya jantung ura, klen tangan, ada sape, ada prahi, ada suling dewa, banyak itu, nah ini harapannya pemain2 ini yang anak anak muda tetap ada, tetap beregenerasi,” lanjutnya.

Terkait strategi penguatan regenerasinya, Awang menjelaskan akan menyasar Lamin Adat di daerah, pasalnya Lamin Adat menjadi pusat berkumpulnya masyarakat lintas generasi di desa – desa di Kaltim. Pendekatan yang diterapkan adalah dengan mendorong inovasi lewat kreativitas para generasi muda milenial. Pendekatan jenis ini dinilai telah berhasil dengan hadirnya inovasi dari alat musik sape kekinian ini.

“Nah ini penguatannya di lamin, dilamin kan biasanya ada yang tua ngajar yang muda, saya pikir untuk sape ini dari sisi pengembangannya sudah dapat kita rasakan, kalau kita lihat dulu sape senarnya hanya 3 sekrang sudah berinovasi ada yang 5,12 itu artinya kembali ke kreativitas tadi. Jadi sense of artnya memang harus ada apalagi mereka mendahulukan ide keeativitas,” jelas Awang.

Selain Lamin adat, pelestarian alat musik tradisional juga digaungkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur lewat kegiatan festival siswa seni nasional yang dijadikan sebuah kompetisi. Dispar Kaltim pun tidak pernah absen dalam menggelar festival untuk memberi panggung bagi para pemusik alat tradisional. Hal ini dengan harapan agar mengenalkan adaptasi alat musik tradisional yang dibawakan dengan budaya modern tidak kalah dengan alat musik modern.

“Saya pikir dinas pendidikan lewat kegiatan festival siswa seni nasional itu kan ada pendidikan mata lomba. Itu kan salah satunya pelestarian artinya jangan sampe ini ditinggalkan lah. Takutnya nanti 5 tahun yang akan datang sape, jantung utah, prabi gak ada yang mainkan, generasi muda sibuk dengan alat musik modern makanya kita tiap tahun ada namanya kaltim fest dan ada festival musik kreasi itu artinya dia mengkreativistaskan dengan lagu bonjovi, dan sebagainya, artinya semuanya asiklah,” tutupnya.(adv/disparkaltim/al/fz)

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

DP3A Kukar Siap Dukung dan Terus Galakkan Aplikasi SAPA 129 Meminimalisi Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

19 Februari 2025 - 17:15 WITA

Semarakan Hari Jadi Ke-8 Tahun 2025, Pantai Panrita Lopi Muara Badak Gelar Berbagai Kegiatan

19 Februari 2025 - 15:15 WITA

Sambangi Kodim 0906, PWI Kukar Serahkan Piagam Penghargaan

19 Februari 2025 - 14:15 WITA

Hadiri Peryaan HUT SMP Negeri 3 Tenggarong, Edi Damansyah Apresiasi Kegiatan Belajar Mengajar dan Ekstra Kurikuler

19 Februari 2025 - 13:29 WITA

Melalui Pelatihan Kewirausahaan, Pemkab Kukar harap Makin Bermunculan Wirausaha Muda

19 Februari 2025 - 09:15 WITA

Ngapeh Hambat Pemkab Kukar Bahas ASN BerAKHLAK dan Inpres No 1 Tahun 2025

18 Februari 2025 - 07:15 WITA

Trending di BERITA DAERAH