Menu

Mode Gelap
Peringati HPN 2025, AMSI Kaltim Gelar Dialog Bisnis Migas Diskominfo Kukar Buka Dialog Bisnis Migas AMSI Kaltim Pesan Damai Nyanyian Dharma di Ibu Kota Nusantara Selaras Dengan Instruksi Presiden, Usulan Efisiensi Anggaran Otorita IKN 2025 Disetujui Oleh Komisi II DPR RI Semarak Hari Pers Nasional, AMSI Ajak Masyarakat Kaltim Hadiri Kegiatan Dialog Bisnis Migas dan Donor Darah

BERITA DAERAH · 19 Sep 2024 08:15 WITA ·

Ritual Sakral “Merangin” Jelang Erau Adat Pelas Benua di Tanah Kutai


 Ritual Sakral “Merangin” Jelang Erau Adat Pelas Benua di Tanah Kutai Perbesar

KUTAIPANRITA.ID, KUTAI KARTANEGARA – Sebelum berlangsungnya upacara Erau adat, ada sebuah prosesi ritual yang dilaksanakan di malam hari di luar keraton Kesultanan Kutai Ing Martadipura.

Upacara itu sendiri bernama Merangin, yang bertujuan sebagai media pemberitahuan kepada khalayak ramai dimana saja.

Prosesi Merangin ini adalah ritual pendahuluan yang wajib dilaksanakan menjelang Erau, bahwa beberapa hari lagi Erau adat akan berlangsung.

Ritual merangin ini di awali dengan pembacaan mantra oleh pimpinan upacara serta di ikuti 7 Belian Laki sdan 7 orang Belian Bini, dengan mengelilingi Binyawan yang terletak ditengah bangunan.

Sambil membacakan matra, pimpinan upacara itu pun sesekali menghamburkan beras kuning pertanda ritual merangin akan segera di mulai.

Usai melaksanakan pembacaan matra, kemudian 7 Belian Laki berdiri dan langsung mengelilingi Binyawan serta berputar dengan iringan tabuhan gendang.

“Sesuai dengan perintah Sultan, kita melaksanakan kegiatan dalam rangka Bepelas Benua. Merangin ini sendiri adalah awalan perjalanan seorang Belian yang melaksanakan tugas untuk menuju ke tempat-tempat tertentu baik yang kelihatan maupun tidak kelihatan,” terang koordinator upacara meranging, Sartin.

Baca juga Prosesi Ritual “Menjamu Benua” Jelang Erau Adat Pelas Benua di Tanah Kutai https://kutaipanrita.id/prosesi-ritual-menjamu-benua-jelang-erau-adat-pelas-benua-di-tanah-kutai/

Sementara itu, tabuhan gendang dan gong berirama terus menerus mengalun mengiringi ritual tersebut, sehingga suasana prosesi Merangin ini pun semakin magis. Apalagi ketika 7 orang Belian Laki mulai berputar mengelilingi Binyawan yang terletak ditengah bangunan.

Ritual merangin ini dilaksanakan di Serapo Belian selama tiga malam berturut-turut, sebagai media pemberitahuan kepada khalayak ramai bahwa Erau adat akan segela digelar.

“Merangin ini sendiri kita laksanakan selama tiga malam, dan ini malam pertama. Untuk malam kedua mantranya sedikit berbeda baik di awal maupun di akhir, sehingga perjalanannya pun makin panjang. Sedangkan malam ketiga juga semakin jauh perjalanan kita,” ungkap Sartin.

Selanjutnya, prosesi Merangin ini pun diakhiri dengan tarian Belian Bini berjumlah 7 orang sambil mengelilingi tiang Binyawan sebanyak 7 kali dan diiringi tabuhan gendang dan gong yang berirama.(*).

Artikel ini telah dibaca 69 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Peringati HPN 2025, AMSI Kaltim Gelar Dialog Bisnis Migas

13 Februari 2025 - 15:15 WITA

Diskominfo Kukar Buka Dialog Bisnis Migas AMSI Kaltim

13 Februari 2025 - 13:15 WITA

Pesan Damai Nyanyian Dharma di Ibu Kota Nusantara

13 Februari 2025 - 11:15 WITA

Selaras Dengan Instruksi Presiden, Usulan Efisiensi Anggaran Otorita IKN 2025 Disetujui Oleh Komisi II DPR RI

13 Februari 2025 - 07:15 WITA

Semarak Hari Pers Nasional, AMSI Ajak Masyarakat Kaltim Hadiri Kegiatan Dialog Bisnis Migas dan Donor Darah

12 Februari 2025 - 10:15 WITA

Semarakan HPN Ke-79 Tahun 2025, PWI Kukar Gelar Pertandingan Bulutangkis

8 Februari 2025 - 12:15 WITA

Trending di BERITA DAERAH