KUTAIPANRITA.ID – Merebahkan Tiang Ayu merupakan prosesi sakral terakhir yang menandai berakhirnya perhelatan Erau AdatvPelas Benua.
Pada prosesi ini, pusaka Sangkoh Piatu atau Tiang Ayu yang selama 7 hari 7 malam didirikan di tengah ruang Stinggil Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, kembali direbahkan pada posisi semula.
Ritual merebahkan Tiang Ayu ini diselenggarakan saat matahari mulai meninggi di ufuk Timur atau di pagi hari. Menjelang upacara, para pangkon laki dan pangkon bini mulai duduk berjajar di sisi kanan dan kiri di ruang Stinggil.
Ditengah ruangan, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI Aji Muhammad Arifin dan para kerabat Kesultanan berjajar menghadap ke Sangkoh Piatu dan Tiang Ayu.
Belian laki dan belian bini duduk di sisi kanan dan kiri dari susunan tambak karang yang dilapis selembar kasur kuning, tempat pembaringan Sangkoh Piatu atau Tiang Ayu.
Setelah Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI Aji Muhammad Arifin hadir di ruangan, prosesi pun di mulai. Empat orang kerabat Kesultanan berjajar di sisi Sangkoh Piatu.
Selanjutnya, Sangkoh Piatu atau Tiang Ayu digoyangkan seperti menggoyangkan batang pohon untuk menumbangkannya. Setelah itu, barulah Sangkoh Piatu di rebahkan di atas kasur berwarna kuning.
Selepas prosesi merebahkan Tiang Ayu, segenap kerabat Kesultanan, belian laki, belian bini, pangkon laki, pangkon bini serta tamu undangan memberikan selamat dan sembah hormat kepada Sultan atas terselenggaranya Erau.
Perayaan ritual yang berusia ratusan tahun ini pun berakhir dengan rasa syukur kepada Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa .(adm_alf/ik)