Menu

Mode Gelap
Otorita IKN Selenggarakan Bird Race Pertama di Kalimantan untuk Perkenalkan Keanekaragaman Hayati IKN Bupati Kukar Edi Damansyah Serahkan Hadiah Pemenang Event Trail HERO 2025 Bupati Kukar Serahkan Bantuan Dana Hibah sebesar 470 Juta di Masjid Daarusa’adah Kelurahan Loa Tebu Bupati Kukar Edi Damansyah Lepas Peserta Event Trail Hardenduro Borneo 2025 Lantik Pengurus LPTQ Muara Jawa, Sunggono : Gunakan Kesempatan Ini Untuk Mencetak Insan Qur’ani

SENI BUDAYA · 2 Okt 2023 13:39 WITA ·

Prosesi Ritual Beluluh Sultan Selama Erau


 Ritual ini dinamakan Beluluh, yang dimaksudkan untuk mensucikan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadpura ke-XXI Aji Muhammad Arifin dari berbagai unsur kejahatan, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat.(Foto : Awal) Perbesar

Ritual ini dinamakan Beluluh, yang dimaksudkan untuk mensucikan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadpura ke-XXI Aji Muhammad Arifin dari berbagai unsur kejahatan, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat.(Foto : Awal)

KutaiPanrita.id – Selama upacara Erau Adat Pelas Benua digelar, setiap hari di area depan Keraton Kutai Kartanegara Ing Martadipura atau Museum Mulawarman dilaksanakan sebuah ritual khusus.

Ritual ini dinamakan Beluluh, yang dimaksudkan untuk mensucikan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadpura ke-XXI Aji Muhammad Arifin dari berbagai unsur kejahatan, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat.

Ritual  ini sendiri dilaksanakan pada sore hari ini, dan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI Aji Muhammad Arifin akan didudukkan di sebuah balai serta menjalani sejumlah prosesi ritual tersebut.

Saat ritual Beluluh dimulai, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI Aji Muhammad Arifin didudukkan sejenak di atas tilam kasturi. Tak berapa lama, Sultan pun bangkit dan menaiki balai bambu dengan memijak pada pusaka batu tijakan.

kemudian Sultan duduk di bagian tertinggi dari balai, di bawah ikatan daun beringin dan dipayungi selembar kain kuning yang disebut kirab tuhing serta selanjutnya dilakukan prosesi tepong tawar.

Pada prosesi ini, Belian Bini memercikkan air kembang ke sekeliling Sultan. Selanjutnya, Sultan mengusap kepalanya dengan air tersebut dan Belian Bini akan menaburkan beras kuning ke arah Sultan.

Setelah tepong tawar selesai, kemudian dilanjutkan dengan prosesi menarik ketikai lepas. Pada ritual ini, Sultan akan memegang salah satu ujung dari anyaman daun tersebut, sedangkan ujung lainnya akan ditarik oleh seorang tamu kehormatan.

Biasanya pada ritual ini kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadirpura menunjuk para pejabat daerah atau tamu kehormatan secara khusus, dan prosesi ini menjadi penutup dari  ritual Beluluh.

Untuk diketahaui, Beluluh berasal dari gabungan kata “Buluh” yang berarti batang bambu dan “Luluh” yang berarti musnah.

Nama itu mengacu pada balai bambu bertingkat tiga yang digunakan sebagai singgasana bagi Sultan dalam upacara tersebut.

Balai ini diletakkan di atas sebuah lukisan tambak karang, kaki-kakinya dihiasi daun kelapa, dan pada setiap sudut diletakkan sejenis sesajian yang disebut peduduk.

Berdasarkan kepercayaan setempat, unsur jahat di sekeliling Sultan harus diluluhkan di atas balai bambu tersebut.(adm_alf/ik)

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Tradisi Beseprah di Tanah Kutai, Jalin Kebersamaan dan Keakraban

26 September 2024 - 11:15 WITA

Prosesi Ritual Bepelas Erau Adat Kutai

22 September 2024 - 08:15 WITA

Prosesi Mendirikan Tiang Ayu Pertanda Erau Adat di Tanah Kutai Dimulai

21 September 2024 - 11:15 WITA

Prosesi Ngatur Dahar Jelang Erau Adat Kutai

21 September 2024 - 08:15 WITA

Ritual Sakral “Merangin” Jelang Erau Adat Pelas Benua di Tanah Kutai

19 September 2024 - 08:15 WITA

Prosesi Ritual “Menjamu Benua” Jelang Erau Adat Pelas Benua di Tanah Kutai

18 September 2024 - 17:15 WITA

Trending di BERITA DAERAH