KutaiPanrita.id – Persiapan pesta adat dan budaya Erau Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura mulai terasa di Kota Raja Tenggarong.
Sebelum mengawali pelaksanaan Erau Adat Pelas Benua ini, kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura terlebih dahulu melaksanakan Ritual Sakral yang bernama Beluluh Awal Sultan.
Upacara Ritual Beluluh Awal Sultan ini berlangsung di Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang dilakukan oleh Sultan Kutai Aji Muhammad Arifin, pada Kamis (21/9/23) pagi.
Sejumlah persiapan pun telah disediakan untuk melaksanakan Ritual Beluluh Awal Sultan tersebut, seperti balai bambu kuning bertiang 41 buah yang dilapisi kain serba kuning dan beberapa bahan lainnya.
Sebelum ritual beluluh awal sultan dilakukan, terdapat sebuah balai bambu kuning yang terpampang di tengah-tengah ruang Kedaton serta sejumlah sesajen persiapan Ritual.
Tak hanya itu saja, pada Ritual ini juga terdapat sejumlah tempat penginangan serta penduduk yang berisi beras, pisang, kelapa dan sesajen lainnya yang akan digunakan kerabat Kesultanan dan para Pawang Upacara Adat.
Upacara Adat ini berlangsung dengan hidmat yang dilakukan Sultan Kutai Aji Muhammad Arifin, dan kemudian menuju ke balai bertungkat 41 buah yang terbuat dari bambu kuning.
Setelah Sultan duduk ditingkat ketiga balai bambu yang berlapis kain serba kuning, selanjutnya dilakukan pembacaan mantra oleh Pawang acara Ritual. Kemudian Pawang menanyakan kepada Sultan, apa yang dimohonkan kepada Sang Pencipta.
Namun, ada dua penawaran yang dilakukan oleh Pawang yakni memohon keselamatan, kesehatan panjang umur hingga terhindar dari penyakit bagi Sultan dan beserta keluarga, serta memohon keselamatan untuk seluruh masyarakat Kutai Kartanegara khususnya dan Kalimantan Timur umumnya.
Sultan pun meminta keduanya. Setelah itu pawang acara kembali membacakan mantra serta empat orang kerabat Keraton berdiri di empat sisi sudut kiri dan kanan Sultan, sambil membentangkan kain kuning yang disebut Kirab Tuhing.
Di iringi pembacaan mantar dari pawang acara melakukan Ritual Tepong Tawar kepada Sultan Kutai, dan selanjutnya Sultan turun dari balai untuk melakukan prosesi Ketikai lepas dengan sejumlah orang terpilih.
“Prosesi ini merupakan upacara adat yang bertujuan untuk mensucikan Sultan dari berbagai hal negative serta memohon keselamatan bagi warga Kukar selama Erau berlangsung nantinya,” terang Pangeran Noto Negoro, kerabat Kesultanan Kutai Ing Martadipura.
Acara ini sendiri berlangsung secara hidmat, para tamu yang datang pun tidak beranjak dari tempat duduknya untuk menyaksikan Upacara Ritual tersebut.
Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan agar masyarakat Kutai Kartanegara untuk tetap mencintai budaya kutai serta melestarikannya. Sehingga Kebudayaan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di kenal diseluruh penjuru dunia.
Pada kesempatan itu pula, turut hadir Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah, unsur Forkopimda Kukar dan sejumlah pejabat dilingkungan Pemkab Kukar serta kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura hingga tamu undangan lainnya.
“Harapan saya dalam sepekan pelaksanaan Erau khususnya untuk menjada budaya tradisi yang ada di Tanah Kutai ini melalui Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura berjalan dengan baik,” pinta Bupati Kukar Edi Damansyah.
Rangkaian Upacara Erau Adat Kutai Pelas Benua tahun 2023 ini sudah di mulai sejak dilakukannya Ritual Beluluh Awal Sultan Kutai, dan dibuka secara resmi pada 24 September 2023 yang ditandai dengan mendirikan Tiang Ayu, serta berakhir pada 1 Oktober 2023 dengan Mengulur Naga, Belimbur dan merebahkan Tiang Ayu.(adm_alf)