KUTAIPANRITA.ID, KUTAI KARTANEGARA – Setelah vakum sejak 2017, Lanjong Art Festival kembali digelar tahun ini dengan persiapan yang semakin matang. Event seni berskala internasional itu akan berlangsung pada 22–27 Agustus 2025 di Ladaya, Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), dengan mengusung tema “Habis Barat Terbitlah Timur”.
Direktur Lanjong Art Festival, Mimi Nuryanti, dalam acara bincang sore dan temu media di Kong Djie Cafe, Tenggarong, Selasa (19/8/2025) mengatakan, kembalinya festival ini menjadi jawaban atas kerinduan masyarakat seni terhadap ruang pertemuan yang berkualitas.
“Sejak 2017 festival ini terhenti, dan tahun 2025 menjadi momentum yang spesial. Lanjong Art Festival bukan sekadar event hiburan, melainkan ruang ekosistem seni dan kebudayaan dengan nilai yang lebih dalam,” ujar Mimi.
Festival tahun ini menghadirkan tiga program utama. Pertama, kompetisi teater nasional yang dikurasi oleh tiga tokoh besar, yakni ABS Marandana, Iswadi Pratama, dan Prof. Yudiaryani, satu-satunya profesor teater perempuan di Indonesia. Dari hasil kurasi, terpilih 11 kelompok teater dari berbagai daerah di Indonesia yang akan tampil di Ladaya.
Kedua, workshop lintas pengetahuan, yang mempertemukan para maestro seni dengan generasi muda teater. Kegiatan ini akan berlangsung selama sepekan untuk memperkaya pengalaman dan jejaring para pelaku seni.
Ketiga, eksibisi seni multidisiplin yang menghadirkan seniman internasional. Antara lain Shue (seniman butoh dari Singapura), Larissa Umatia (Brasil), serta seniman dari Jepang dan Indonesia, termasuk Kang Panjisakti (Mawang). “Ini bukan soal popularitas, melainkan membangun distribusi pengetahuan lintas batas,” tambah Mimi.
Selain itu, Lanjong Art Festival juga menyiapkan karya kolaboratif yang akan dipentaskan pada 27 Agustus. Proyek ini dipimpin oleh sutradara Kang Yusef Muldiana bersama para seniman multidisiplin. Pertunjukan kolaboratif tersebut hanya bisa disaksikan sekali di Ladaya sebagai hadiah khusus bagi Kutai Kartanegara.
Festival juga akan dilengkapi dengan sarasehan kebudayaan dan instalasi seni yang sudah dipersiapkan sejak lima bulan terakhir. Instalasi tersebut dirancang untuk merepresentasikan nilai tema besar festival sekaligus menghadirkan pengalaman artistik yang berbeda bagi pengunjung.
“Kami berharap masyarakat bisa hadir langsung ke Ladaya. Karena atmosfer seni itu hanya bisa dirasakan secara nyata, bukan melalui layar,” tegas Mimi.
Lanjong Art Festival 2025 diharapkan menjadi momentum kebangkitan seni dan kebudayaan di Kalimantan Timur, sekaligus mempertegas posisi Kutai Kartanegara di peta kesenian nasional bahkan internasional.
Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady











